Kenaikan BBM, Masyarakat Bawah Makin Susah
Wakil Ketua DPRD Medan dari Fraksi PKS Rajuddin Sagala mengistilahkan kebijakan pemerintah yang memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, ibarat anak dapat permen.
Menurutnya kenaikan BBM itu berdampak luas, karena memicu kenaikan harga sembako. Hal itu diungkapkan Rajuddin, di ruang kerjanya DPRD Medan, Senin (12/9/2022).
“Kenaikan harga BBM itu pengaruhnya besar, ketika harganya sudah naik semua harga sembako pun ikut naik, dan yang merasakan efek paling parah itu masyarakat bawah. Kalau pemberian BLT pada masyarakat itu, ibarat anak kecil dikasih permen, yang efeknya hanya sesaat. Masyarakat kita saat ini itu butuh makan setiap hari dan selama dia hidup. Sementara, BLT itu, waktunya terbatas dengan jumlah penerima terbatas juga,” tuturnya
Untuk itu, sambung Rajuddin, Partai PKS menolak tegas kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah. Jangan gara-gara BBM naik, sambung Rajuddin, masyarakat bawah semakin susah. Menurut Wakil Ketua DPRD Medan ini, partai PKS selalu memberikan saran konstruktif kepada pemerintah. PKS bukan ujuk-ujuk menolak kebijakan kenaikan harga BBM. Untuk itu, kata Rajuddin, terobosan pemerintah di dalam mengurangi penderitaan rakyat terus mereka pertanyakan.
“PKS sudah menyarankan pada pemerintah, yang pertama cabut atau batalkan kenaikkan harga BMM. Apabila pemerintah tetap menaikkan harga BBM, dengan memberikan BLT, maka berikanlah bantuan tersebut kepada masyarakat yang berhak. Yang kedua, pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan baru. Karena akibat kenaikkan harga BBM tersebut, banyak perusahaan yang tutup. Sehingga banyak karyawan yang di PHK, dan menjadi pengangguran,” tuturnya.
Tak kalah penting, sambung Rajuddin, pemerintah harus sering melakukan operasi pasar. Dengan adanya operasi pasar, minimal dapat menekan kenaikan harga sembako, tandasnya.(Ir)