Aksi Begal dan Premanisme Menjadi Perhatian Khusus Walikota
Maraknya aksi begal dan premanisme di Kota Medan belakangan ini langsung menjadi perhatian serius Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Orang nomor satu di Pemko Medan ini pun bertekad mengatasinya, guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, terutama yang melakukan aktivitas ekonomi pada malam hari. Bahkan, menantu Presiden Joko Widodo ini menargetkan sebelum Hari Raya Idul Fitri 1443 H, masalah begal dan premanisme harus dituntaskan.
Sejumlah upaya dilakukan Bobby Nasution untuk mengatasi begal dan premanisme tersebut. Selain melakukan patroli bersama hingga dini hari, suami Ketua TP PKK Kota Medan, Kahiyang Ayu itu juga menggelar rapat bersama Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda serta perwakilan warga Medan Amplas. Rapat ini dilakukan guna mencari solusi dan langkah yang dilakukan agar begal dan premanisme ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.
Kemudian menggelar silaturahmi dengan TNI, Polri serta Komunitas Motor di Kota Medan sebagai upaya untuk menjaga kamtibmas bersama. Selain itu, untuk memberantas begal dan premanisme ini, Bobby Nasution juga mengajak berbagai pihak seperti kepolisian dan TNI untuk menghilangkan premanisme dari wajah Kota Medan.
Lalu, menggelar silaturahmi antara Pemko Medan, TNI dan Polri dengan Pengurus/Ketua Komunitas Motor di Kota Medan sebagai upaya untuk menjaga kamtibmas bersama. Dikatakan Bobby, Pemko Medan bersama Polrestabes Medan akan berupaya mengurangi bahkan menghilangkan kegiatan yang merugikan masyarakat, khususnya bagi warga yang melakukan kegiatan ekonomi di malam hari akibat maraknya aksi begal dan premanisme tersebut.
“Pemilik tempat makan mengeluhkan sepinya jalanan dan pembeli bukan karena pandemi Covid-19 melainkan maraknya aktivitas geng motor yang membuat masyarakat enggan keluar rumah. Begitupun dengan teman-teman ojek online yang mencari nafkah pada saat dini hari. Ini yang harus kita selesaikan,” tegas Bobby baru-baru ini.
Upaya yang dilakukan Bobby Nasution dalam melawan premanisme dan begal di Kota Medan mendapat dukungan dari Dekan Fakultas Hukum Universitas Medan Area (UMA), Dr. M. Citra Ramadhan, SH MH. Menurut Citra, fenomena begal dan premanisme merupakan salah satu khazanah sosiologis pergulatan kehidupan yang terjadi di perkotaan ketika kerasnya hidup. Kondisi itu, imbuhnya, memaksa semua orang untuk menekuni bidang apapun manakala cara yang dirasa wajar dirasa sulit demi memenuhi kebutuhan.
“Hal ini dapat diindikasikan bahwa alasan klasik desakan ekonomi serta pola survivalitas di perkotaan yang kian sengit, maka memunculkan tindakan kriminal. Pelaku begal dan premanisme dalam melakukan kejahatan jalanan (street crime) seperti pencurian dengan ancaman kekerasan, pemerasan, bahkan penganiayaan, yang tentunya dapat mengganggu ketertiban umum serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Tentunya saya sangat mendukung langkah yang dilakukan Pak Wali ini,” ungkap Citra.
Selanjutnya, Citra menilai fenomena begal dan premanisme yang semakin meningkat belakangan ini menyita perhatian Wali Kota. Terkait itu, bilangnya, Bobby Nasution meminta kepada pihak Polri dan TNI untuk memberantas begal dan premanisme tersebut. Upaya yang dilakukan Bobby Nasution ini, termasuk ikut patroli langsung hingga dini hari, jelas Citra, membuahkan hasil. “Aksi begal dan premanisme mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu singkat,” paparnya.
Oleh karenanya, kata Citra, upaya yang dilakukan Bobby Nasution ini patut untuk diapresiasi. Meski demikian Citra mengingatkan, street crime sudah mengakar di Kota Medan sehingga harus terus mendapat perhatian serius dengan melakukan penanganan yang berkesinambungan dengan melibatkan seluruh masyarakat.
“Dengan demikian para aktor yang berfungsi sebagai penjaga kedamaian (peace maintenance) juga terbantu dengan adanya bantuan masyarakat dalam bentuk sekecil apa pun. Kita harapkan indeks kejahatan jalanan (street crime index) cenderung mengalami penurunan bahkan nihil demi menjaga ketertiban umum,” harapnya.(Ir)